Gempa Magnitudo 7,0 yang mengguncang Lombok pada tahun 2018 menjadi titik balik bagi Asiah. BNPB mencatat bahwa rangkaian gempa tersebut merusak 71.962 unit rumah, 671 fasilitas pendidikan, 52 unit fasilitas kesehatan, 128 unit fasilitas peribadatan, dan sarana infrastruktur lainnya. Selain itu, terdapat 460 korban meninggal dunia, 7.733 korban luka-luka, dan 417.529 orang yang harus mengungsi.
Ibu tercintanya pun turut menjadi korban meninggal dunia dalam bencana gempa Lombok, dan hal ini membuat Asiah hidup sendirian. Meskipun tinggal bersebelahan dengan adik kandungnya, namun tetangganya juga sudah seperti keluarga baginya.
Menjadi petani bukanlah hal yang asing bagi Asiah karena profesi ini telah diwariskan turun-temurun dari nenek moyangnya. Menjadi petani merupakan sebuah kebanggaan bagi keluarganya dan Asiah memiliki inisiatif untuk terus menghidupkan kebanggan tersebut.
Asiah hidup bersama keluarga yang penuh dengan kerja keras. Dia dan saudara-saudaranya dibesarkan untuk menjadi mandiri dan tidak bergantung satu sama lain. kakaknya merantau selama hampir 15 tahun di Malaysia, sedangkan dua adik laki-lakinya sudah menikah dan memiliki tempat tinggal sendiri. Meskipun tidak saling membebani, Asiah dan saudaranya tetap saling memperhatikan satu sama lain.
Tempat di mana Asiah lahir dan dibesarkan memiliki budaya masyarakat yang dijalankan turun-temurun, di antaranya adalah larangan untuk tinggal berpindah-pindah. Oleh karena itu, Asiah tumbuh dan hidup dalam lingkungan yang telah menjadi seperti keluarga, bahkan tetangga-tetangganya saling mengenal karakter satu sama lain.
Asiah, seorang perempuan yang tinggal di Dusun Karang Pendagi, Desa Gondang, Kecamatan Gangga, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, hidup di kampung yang padat penduduk. Tempat tinggal Asiah dihuni lebih dari 15.000 jiwa dan terdiri dari berbagai keadaan alam, mulai dari pesisir pantai, persawahan, pemukiman, pasar, hingga perkebunan lereng bukit dan gunung Murmas. Desa Gondang berada paling utara atau paling selatan kabupaten tersebut, sebelah baratnya berbatasan dengan Desa menggala, sebelah selatannya dihuni oleh penduduk yang menganut agama Budha, sedangkan di sebelah timurnya berada Desa Segara Katon
Sebagai petani, Asiah yang lahir pada 31 Desember 1969, sangat memperhatikan kondisi alam karena hal tersebut menjadi penentu berhasil atau gagalnya panen. Di desanya, iklim panas terik dan curah hujan tinggi atau lebat membuat kebun dan sawah menjadi subur karena air sungai atau irigasi yang tetap mengalir. Namun, jika terjadi curah hujan yang berlebihan dan menimbulkan kerusakan pada tanggul dan irigasi, maka hal tersebut akan menjadi hambatan bagi para petani nelayan. Mulai dari bulan Desember hingga Februari, nelayan beserta keluarga mereka tidak dapat beraktivitas di pegunungan Murmas karena adanya hambatan tersebut.
Asiah mengungkap kondisi alam di Lombok yang cenderung panas terik dan memiliki curah hujan yang sangat tinggi, itulah yang membuat tanah di tempat tinggalnya menjadi subur. Asiah melihat sawah dan kebun yang hijau serta subur dengan air sungai dan irigasi yang terus mengalir. Namun, hambatan justru terjadi ketika curah hujan yang berlebihan. Asiah dan warga setempat seringkali khawatir terhadap kerusakan pada sistem irigasi yang akan berimbas pada petani dan nelayan. Hal ini akan menghambat aktivitas Asiah dan keluarganya dalam mencari nafkah, terutama karena mereka tinggal di Pegunungan Murmas.
Tak ingin mengandalkan alam yang tidak bisa dikendalikan, Asiah tidak ingin menggantungkan nasib keluarganya pada cuaca yang kadang sulit ditebak. Oleh karena itu, Asiah mengambil inisiatif untuk memanfaatkan jerami dan pupuk kandang yang melimpah dari beternak guna membuat pertanian yang ramah lingkungan.
Pertanian ramah lingkungan yang dimaksud adalah pemanfaatan bahan-bahan melimpah yang ada di lingkungan sekitar, baik itu tumbuhan liar ataupun yang tumbuh secara alami, seperti daun lintaran, daun gamal, daun srikaya, daun taibelalang, dan berbagai jenis lainnya.
Pertanian ramah lingkungan memang berbeda dengan pertanian konvensional. Berdasarkan aspek keberlanjutan ekonomi, sistem pertanian berkelanjutan harus mampu menjaga kualitas tanah yang ditanami agar selalu baik. Dengan kualitas media tanam yang baik, produksi pertanian dapat terus meningkat dan dapat terus dipertahankan hingga jangka panjang.
Dari sisi keberlanjutan ekologi atau lingkungan, sistem pertanian yang dilakukan harus mempertimbangkan bagaimana mendaur ulang sumber daya yang ada agar dapat dimanfaatkan secara maksimal. Selain itu, segala praktek pertanian yang dilakukan juga harus dipastikan tidak menimbulkan kerugian terhadap ekosistem dan keanekaragaman hayati yang sudah ada.
Dalam aspek keberlanjutan sosial, sistem pertanian yang dijalankan harus mempertimbangkan pemanfaatan sumber daya manusia dengan maksimal dan memperhatikan lingkungan sekitar. Hal ini bertujuan agar masyarakat yang tinggal di sekitar area pertanian tidak merasa terganggu atau dirugikan akibat kegiatan pertanian yang dilakukan oleh petani atau pelaku usaha tani.
Asiah yakin bahwa model pertanian ramah lingkungan mudah diakses dan cepat diperoleh, serta lebih ekonomis. Selain itu, menjalankan pertanian ramah lingkungan juga memiliki dampak positif bagi kesehatan manusia, hewan ternak dan binatang.
Integrasi antara hewan ternak dan tanaman dimaksudkan untuk memperoleh hasil usaha yang optimal dan memperbaiki kondisi kesuburan tanah. Interaksi antara ternak dan tanaman saling melengkapi, mendukung dan saling menguntungkan, sehingga dapat mendorong peningkatan efisiensi produksi dan keuntungan hasil usaha tanaman.
Limbah atau kotoran ternak dapat digunakan sebagai sumber pupuk organik yang ramah lingkungan untuk memberi nutrisi pada tanaman. Dengan demikian, unsur hara akan bertambah dan penggunaan pupuk kimia akan lebih efisien. Hal ini akan berdampak pada peningkatan produktivitas dan pendapatan petani.
Pemanfaatan bahan organik sebagai pupuk memiliki manfaat untuk memperbaiki struktur dan aerasi tanah sehingga dapat mendukung pertanian yang berkelanjutan. Di sisi lain, penggunaan pupuk kimia secara berlebihan dan terus-menerus justru akan merusak kualitas tanah.
Dorongan hati Asiah membuatnya semangat dalam menjalankan pertanian ramah lingkungan. Motivasi terbesarnya adalah menyadari bahwa pertanian ramah lingkungan tidak terlalu bergantung pada cuaca dan mampu mengatasi masalah lahan pertanian yang semakin hari semakin berkurang. Selain Itu, pertanian konvensional cenderung lebih rentan terserang hama dan penyakit, yang dapat menyebabkan petani merugi atau gagal panen. Asiah percaya bahwa hasil dari pertanian ramah lingkungan bisa membahagiakan dirinya dan keluarga, serta meningkatkan taraf hidup masyarakat secara keseluruhan.
Perempuan yang Berdaya
Pembangunan pertanian ramah lingkungan merupakan keharusan yang perlu dilakukan tidak hanya pada masa sekarang tetapi juga di masa yang akan datang. Oleh karena itu, Asiah menjadi tokoh perempuan yang diandalkan untuk melakukan sosialisasi pertanian ramah lingkungan dan terlibat aktif dalam berbagai kegiatan terkait. Konsistensi Asiah dalam mensosialisasikan pertanian ramah lingkungan telah membuahkan hasil. Selain mendapatkan penghasilan, Asiah juga berhasil menciptakan gerakan perubahan yang signifikan.
Asiah merasa bahwa peran perempuan dalam pengambilan keputusan atau jabatan penting di desanya masih belum merata, masih didominasi oleh laki-laki. Asiah menjadi sosok yang langka di daerahnya, karena masih sedikit perempuan yang berani bersuara lantang untuk menyerukan perubahan baik itu dalam budaya pertanian maupun sosial. Perempuan di daerahnya masih cenderung pasif dan enggan bersuara serta terlibat dalam gerakan perubahan. Namun Asiah tidak pernah menyerah dalam memberdayakan perempuan di daerahnya.
Membuat perempuan lebih berdaya merupakan perhatian khusus Asiah. Ia sering melakukan perjalanan dari satu desa ke desa lainnya, mengadakan diskusi dengan para perempuan mengenai pertanian ramah lingkungan. Asiah mengajak ibu-ibu untuk mengumpulkan bahan-bahan seperti dedak M4 (fermentasi kotoran hewan untuk pupuk), dedaunan pohon, dan nasi sisa hajatan. Ia menampung nasi bekas untuk digunakan dalam pelatihan bersama dalam pembuatan pupuk organik.
Asiah juga melakukan beberapa perubahan dalam pola bertani guna mendapatkan hasil panen yang diharapkan. Asiah mengubah waktu dan pola tanam, tidak lagi hanya menyesuaikan kalender musim iklim dan cuaca. Selain itu, Asiah juga mengubah jenis tanaman yang ditanam. Tidak hanya padi, tetapi juga palawija dan hortikultura seperti kacang tanah, kacang hijau, cabai, jagung, tomat dan berbagai jenis sayuran lainnya.
Salah satu faktor penting dalam budidaya tanaman sehat adalah ketersediaan nutrisi maupun unsur hara yang sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman serta memperkuat ketahanannya.
Bukan hanya Gempa Lombok 2018, pandemi Covid-19 juga memberikan dampak signifikan bagi Asiah. Ia merasakan dampak ekonomi yang luar biasa akibat situasi yang tidak stabil. Sebelumnya, Asiah dapat dengan bebas berkeliling dari desa ke desa untuk mensosialisasikan cara menanam yang ramah lingkungan. Meskipun Asiah menghadapi tantangan ekonomi dan pembatasan dalam kegiatan sosialisasinya, dia tak pernah kehabisan akal dan terus berinovasi dalam mengedukasi masyarakat tentang pertanian ramah lingkungan.
Asiah mengaku bahwa kadang-kadang keberaniannya untuk bersuara dimanfaatkan oleh politisi pada tahun-tahun politik. Sebagai tokoh penggerak pertanian modern, sering kali Asiah harus menghadapi para politisi yang berlomba-lomba mendapatkan dukungan ketika dirinya bersuara tegas dan kritis. Hal ini merupakan tantangan besar yang harus dihadapi, namun Asiah tidak pernah menyerah dan terus bergerak maju.
Di antara kesibukannya mencari nafkah dengan bertani, Asiah tak lupa untuk selalu menyisihkan waktu dan tenaganya untuk melakukan kegiatan sosial. Ia mendampingi orang yang membutuhkan dan dengan tulus menampung keluhan dari sesama perempuan. Dia juga sering menjadi pembicara dalam berbagai forum, baik yang diundang maupun tidak
Pelajaran hidup yang didapat Asiah dari perjalanan hidupnya adalah pentingnya menjaga Kesehatan fisik dan mental. Ia terus belajar dan mengambil pelajaran dari siapapun yang ia temui. Asiah tidak pernah mengendurkan semangatnya saat berada dalam forum, terutama di situasi di mana jumlah perempuan lebih sedikit daripada laki-laki. Ia bertekad untuk terus berproses dengan gigih, tekun dan kuat.
Dengan memanfaatkan waktu untuk belajar selagi ada kesempatan dan melibatkan diri dalam organisasi, Asiah bertekad untuk menutup ruang nafsu sesaat yang dapat menghambat langkahnya dalam mengejar kesempatan untuk menuntut ilmu. Ia juga telah memutuskan hubungan pada laki-laki yang menghalangi cita-citanya.
Asiah berharap agar perempuan di daerahnya dapat terlibat dalam pengambilan keputusan dan memiliki kesempatan untuk mengisi ruang pengambilan keputusan dan kebijakan yang selama ini didominasi laki-laki. Hal ini agar perempuan memperoleh hak-haknya secara adil dan layak.
Mengobarkan semangat perempuan di daerahnya bukanlah tugas yang mudah sebagaimana yang dibayangkan. Asiah sering bercerita tentang keberhasilan perempuan yang telah mencapai apa yang diinginkan dengan gigih dan tidak mudah menyerah.
Asiah berharap agar perangkat pemerintahan di Lombok juga memberikan peluang yang adil bagi perempuan dengan menyusun anggaran yang memperkuat kapasitas dan memberikan pendampingan secara khusus, bukan hanya seremonial di atas panggung. Hal ini sangat penting untuk mewujudkan upaya pemberdayaan perempuan yang nyata, bukan sekadar menjadi rencana yang tak pernah direalisasikan.
Menurut Asiah, masyarakat yang berdaya akan memberikan dampak positif dalam menekan angka pengangguran serta meningkatkan kapasitas dan kemampuan warga. Hal ini akan berdampak positif pada perbaikan ekonomi secara otomatis, sehingga masyarakat dapat lebih sejahtera. Pemerintah daerah Lombok juga diharapkan terus memprioritaskan anggarannya untuk mensejahterakan warga, termasuk dalam hal merawat sistem irigasi di Desa Gondang Kecamatan Gangga. Ketersediaan irigasi yang memadai ini sangat penting bagi Asiah dan masyarakat setempat untuk menjalankan aktivitas pertanian secara optimal.
Penerapan sistem pertanian ramah lingkungan dapat meningkatkan produktivitas tanaman pangan, menjaga kualitas tanah, serta mengurangi emisi gas rumah kaca. Terdapat beberapa komponen teknologi yang dapat menghasilkan tanaman dengan hasil tinggi, emisi gas rumah kaca rendah, dan rendah tingkat kontaminasi.
Sistem pertanian ramah lingkungan merupakan solusi pertanian masa depan yang harus didukung oleh pemerintah dalam mensosialisasikannya. Dengan demikian, tanah beserta unsur haranya dapat terus dimanfaatkan oleh generasi selanjutnya, sehingga dapat menggantikan sistem pertanian konvensional yang masih banyak menggunakan zat kimia dan tidak ramah lingkungan.
Perlu diketahui bahwa usaha peternakan dapat berdampak pada peningkatan pencemaran lingkungan akibat adanya kotoran ternak. Jika kotoran ternak menumpuk, maka akan menyebabkan polusi udara, tanah dan air yang berpotensi mengganggu kesehatan ternak dan manusia.